Bahan Tas Kulit, Pilih yang Asli atau Faux Leather?
Bahan kulit atau leather yang sering digunakan untuk pembuatan tas kulit ternyata memiliki pesaing yang kuat namun bukan berasal dari kulit asli. Sehingga bagi Anda para pecinta tas kulit asli, mungkin Anda tidak tertarik dengan bahan leather yang satu ini. Sebutan untuk bahannya adalah faux leather.
Faux leather disebut pesaing bahan pada tas kulit asli karena memang dibuat semirip mungkin dengan bahan kulit. Namun bagi sebagian pihak, keberadaan kulit asli atau genuine leather masih tetap tidak tergantikan. Benarkah demikian? Simak berbagai ulasannya berikut ini.
Genuine Leather
Genuine Leather yang menjadi bahan tas kulit asli merupakan lawan dari faux leather. Sejak awal peradaban manusia, manusia memang berburu hewan yang dagingnya dimakan kemudian kulitnya digunakan untuk berbagai keperluan salah satunya menjadi tas kulit. Nah, apa saja genuine leather yang pernah ada? Berikut diantaranya.
1. Kulit Nabati
Kulit Nabati adalah jenis bahan baku kulit yang proses penyamakannya paling ramah lingkungan. Karena dalam prosesnya menggunakan bahan alami dari tumbuh-tumbuhan. Untuk hasil yang bagus, biasanya kulit nabati menggunakan pohon akasia sebagai bahan penyamakannya. Hasilnya adalah kulit yang cenderung kaku, tebal dan memiliki warna seperti berminyak.
2. Pull Up Leather
Pull Up Leather merupakan jenis kulit yang dihasilkan dari penyamakan yang menggunakan bahan kimia. Hasil proses ini adalah kulit yang warnanya cenderung berminyak juga namun sedikit lebih lunak dibandingkan dengan kulit nabati. Namun saat ditarik, pull up leather akan menampakkan bagian berwarna putih pada bagian elastisnya.
3. Full Grain Leather
Full Grain Leather disebut juga sebagi Finishing Leather. Jenis ini merupakan kulit yang diproses dengan bahan kualitas yang bagus dengan perlakuan finishing ringan, yaitu dengan penambahan anilin atau chemical yang sedikit mempercantik hasilnya.
4. Suede Leather
Suede Leather adalah kulit yang dihasilkan dari proses penyamakan kulit krom dengan perlakuan split pada bagian dalam atau tengah kulit. Bahan suede leather mempunyai ciri yang halus, lembut, dan elegant. Setelah dilakukan split pada bagian dalam, suede lether siap untuk ditambahkan pewarna sesuai dengan selera.
5. Nubuck Leather
Nubuck Leather adalah kulit yang dihasilkan melalui proses krom kemudian digosok-gosok pada permukaan kulit. Jenis ini tergolong memiliki permukaan agak halus, berbulu dan lembut sehingga dari sisi harga lebih mahal dari jenis kulit sapi nabati. Jenis ini biasa digunakan untuk membuat tas kulit, dompet kulit, atau sandal kulit berlabel limited edition atau branded.
6. Corrected Leather
Corrected Leather adalah kulit dari proses penyamakan krom dengan hasil kurang sempurna. Dilihat dari namanya, hasil yang kurang sempurna ini kemudia diproses (dikoreksi) dengan penambahan chemical yang dapat memperbaiki hasil kulit menjadi lebih baik.
7. Mill Leather
Mill Leather merupakan kulit yang diproses di dalam drum yang diputar dengan RPM yang tinggi tanpa penambahan air. Proses penyamakan ini menghasilkan karakteristik kulit yang relatif mengkerut, menambah kesan unik pada tampilannya. Pada hasil penyamakan jenis ini dapat dilakukan perlakuan emboss untuk memperindah pola kerutan. Namun jika memilih tanpa emboss, maka kerutan akan tampak alami.
Faux leather
Kulit imitasi (Faux Leather) adalah salah satu dari beberapa nama yang diberikan untuk kulit buatan atau sintetis. Nama-nama ini sering digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan dari produk kulit sintetis seperti kulit imitasi (pelapis sofa, kursi dan kepala tempat tidur), leatherette (pelapis otomatis, pakaian), dan koskin (barang konsumsi). Ada dua jenis utama konstruksi kulit imitasi: poliuretan (PU), dan polivinil klorida (PVC – Vinyl).
Salah satu produksi faux leather yang paling awal adalah Presstoff. Diciptakan di Jerman abad ke-19, ini dibuat dari bubur kertas yang dilapisi dan diolah secara khusus. Dibandingkan bahan tas kulit asli dari sapi, bahan ini memperoleh penggunaan terluas di Jerman selama Perang Dunia Kedua sebagai pengganti kulit, yang dalam kondisi masa perang dijatah.
Produksi Presstoff ini dapat digunakan di hampir setiap produk yang biasanya menggunakan kulit, kecuali item seperti alas kaki yang berulang kali mengalami keausan atau kelembapan yang fleksibel. Dalam kondisi ini Presstoff cenderung mendelaminasi dan kehilangan kelembaban.
Kulit sintetis vinil telah diproduksi di Amerika Serikat sejak tahun 1940-an. Awalnya untuk produk seperti sepatu, interior mobil, dan pelapis. Pada akhir 1950-an DuPont dan perusahaan kimia lainnya mulai mengembangkan produk poliuretan.
1. Vinyl
Vinyl terbuat dari dua bahan sintetis terpisah. Serat kain pelapis dibuat dari serat poliester yang kuat. Serat tersebut kemudian dilapisi dengan vinyl, terbuat dari polivinil klorida (PVC) dan plasticizer (asam ftalat). Vinyl ini dilebur ke permukaan serat, menyegelnya dan membuat permukaan yang hampir kedap air yang masih fleksibel dan kuat.
Vinyl mudah dibersihkan dan dirawat. Ini membuatnya ideal untuk situasi di mana kebersihan menjadi prioritas utama, seperti di rumah sakit dan restoran. Vinyl juga tidak memerlukan perawatan atau pengkondisian khusus. Namun, vinyl bisa menjadi panas yang tidak nyaman jika dibiarkan di bawah sinar matahari. Kulit akan menempel di permukaan dan juga dapat retak jika digunakan dalam waktu lama.
2. Polyurethane
PU dibuat dengan melapisi kain pendukung seperti katun, poliester atau kulit parut dengan polimer fleksibel dan kemudian memperlakukannya agar lebih terlihat seperti kulit binatang. Pelapis poliuretan adalah tiruan kulit asli yang paling realistis, pada saat disentuh, tampak permukaan dan tampilan secara keseluruhan.
Saat dijahit, dikumpulkan atau diikat sebenarnya leather akan “pecah” atau keriput seperti kulit asli. Karena tidak ada plasticizer yang digunakan pada pelapis PU tidak ada retak atau terkelupas dan tetap lembut dan kenyal selama tetap menempel pada furnitur.
Produk ini juga lebih mudah untuk dihias dengan berbagai desain. Polyurethane dianggap lebih hijau daripada Vinyl karena tidak membuat dioxin. Resin PU terbuat dari polimer yang lebih lembut dan oleh karena itu tidak memerlukan plasticizer tambahan. Polyurethane harganya lebih murah daripada kulit asli tetapi lebih mahal untuk diproduksi daripada Vinyl.
Nah, itu dia berbagai jenis bahan kulit asli dan faux leather. Bagaimana, apakah Anda bisa membedakan kulit asli dan imitasi? Produk mana yang lebih Anda sukai? Cek berbagai produk tas kulit asli di aleta.id.
Tuliskan Komentar